Pelatihan Lanjutan Program CABI Sasar 120 Peternak Babi di Pontianak dan Landak
Kegiatan pelatihan lanjutan implementasi program Comunity ASF Biosecurity Intervention (CABI) menyasar 120 peternak babi skala mikro kecil di Kota Pontianak dan Kabupaten Landak.
"Progam CABI atas dukungan Food dan Agriculcure Organization (FAO) dan dari Korea Selatan untuk program percontohan pada peternak babi skala mikro kecil di Kota Pontianak dan Kabupaten Landak," ujar Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar, Heronimus Hero saat membuka kegiatan pelatihan, Selasa, 20 Agustus 2024.
Menurutnya dalam program tersebut peternak babi di Kota Pontianak dan Kabupaten Landak mendapat pendampingan dalam mencegah ASF, peningkatan produksi dalam budidaya serta lainnya.
"Semoga dengan langkah yang ada, Kalbar kembali bisa memenuhi sendiri kebutuhan babi dan menjadi sentra babi di Indonesia," katanya.
Kegiatan pelatihan di Kota Pontianak dilaksanakan pada 20 Agustus 2024 yang bertempat di ruang aloe vera centre, Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak.
Peserta kegiatan di Kota Pontianak yaitu peternak babi bukit rel yang menjadi percontohan pada program ini yang berjumlah 51 peternak.
Pelatihan di Kabupaten Landak akan dilakukan pada 22 Agustus 2024 dengan peserta dari peternak babi di Desa Amboyo Inti.
"Diharapkan melalui kegiatan ini dapat meningkatkan semangat peternak untuk memulai budidaya ternak babi lagi dan populasi ternak babi di Kalimantan Barat dapat meningkat lagi sehingga harga daging babi dapat terkendali," jelas dia.
Ia menjelaskan bahwa saat ini produksi babi di Kalbar hanya sekitar 40 ribu ekor dalam setahun. Sedangkan sebelum ada ASF produksi mencapai 460 ribu ekor babi.
"Untuk kebutuhan babi sendiri di Kalbar sekitar 80 ribuan ekor setahun. Jadi saat ini hampir separuh babi didatangkan dari luar," jelas dia.
Untuk langkah nyata untuk mengembalikan sebagai sentra dan mandiri babi di Kalbar di antaranya memperketat lalu lintas babi yang didatangkan dari luar Kalbar baik melalui jalur darat maupun jalur laut.
"Kemudian program pembibitan babi mulai dilakukan karena kondisi mulai aman dari ASF. Kami mengembangkan indukan di Kabupaten Landak," jelas dia.