Kalbar susun pedoman untuk karet dan kelapa dalam berkelanjutan
Pemerintah provinsi melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalbar menggelar lokakarya penyusunan standar keberlanjutan untuk komoditas kelapa dan karet dalam di Kalbar, Kamis (2/11/2023).
Kadisbunnak Kalbar, Heronimus Hero, SP. M.Si dalam kesempatan itu menyoroti pentingya singkronisasi pemahaman keberlanjutan lintas sektor. Ia mencontohkan seperti perindustrian mengeluarkan izin pabrik furniture dengan bahan baku kayu karet.
Pada satu sisi benar ada pendapatan dari pabrik tersebut, namun di lain pihak keberlanjutan komoditi karet terancam. Menurutnya saat ini terdapat 597 ribu hektare karet. Produksinya sekitar 290 ribu ton per tahun.
"Dari asumsi yang ada kita akan kehilangan potensi produksi karet kalau tidak singkon keberlanjutannya antara pabrik furniture dengan produksi karet petani. Saat ini harga karet 1,45 dolar AS/Kg. Rata - rata di tingkat petani misalnya Rp10.000/Kg, maka ada potensi kehilangan pendapatan dari karet sebanyak 290 ribu dikalikan Rp10.000/Kg yakni sama dengan Rp2,9 triliun. Sementara pabrik furniture sekali tebang langsung habis," jelas dia.
Berdasarkan kajian USAID SEGAR tentang pemetaan sistem pasar komoditas karet alam dan kelapa yang dilakukan pada Oktober 2021 hingga Februari 2022, ditemukenali bahwa para pelaku rantai pasok kedua komoditas tersebut masih belum menerapkan standar dan prinsip berkelanjutan dalam menjalankan budidaya/usahanya.
Meskipun praktik- praktik berkelanjutan telah diadopsi oleh beberapa pelaku di rantai pasok kedua komoditas tersebut, namun masih dalam tahap awal dan sebagian besar masih terfragmentasi.
Hingga saat ini, belum ada pedoman yang konsisten untuk membentuk dan memastikan keberlanjutan di seluruh rantai pasok karet alam dan kelapa secara global. Untuk itu lah perlu disusun pedoman karet dan kelapa dalam berkelanjutan.